Sejarah Gedung Juang Kabupaten Bekasi

Pendidikan BekasiShortcut- Gedung Juang 45, atau biasa disebut Gedung Juang Tambun adalah sebuah tempat bersejarah yang terletak di Tambun Selatan, Bekasi. Dulu, bangunan ini bernama Landhuis Tamboen atau Gedung Tinggi, namun warga masyarakat Bekasi lebih mengenalnya dengan nama istilah Gedung Juang. Gedung yang berlokasi di Sultan Hasanudin No.39, Setiadarma, Kec. Tambun Sel., Bekasi, Jawa Barat. 

Gedung ini dibangun oleh para bangsawan keturunan Tionghoa bernama Khouw Tjeng Kie, dan mengalami dua tahap pembangunan, yaitu tahun 1906-1910 dan 1925. Pada masa penjajahan Jepang, Landhuis dan tanah partikelir Tamboen disita dari keluarga Khouw.

Pada saat perang kemerdekaan melawan Belanda, Gedung Juang yang pada saat itu dikenal dengan nama Gedung Tinggi dijadikan tempat pertahanan oleh para pejuang kemerdekaan yang itu berpusat di wilayah Tambun dan Cibarusah. 

Gedung juang Tambun ini berlokasi hanya beberapa kilometer dari perbatasan wilayah terluar Batavia yaitu wilayah Sasak Jarang yang kini menjadi wilayah perbatasan antara kecamatan Bekasi Timur, kota Bekasi dengan kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. 

Akibat pertahanan Belanda di wilayah Bekasi sering diserang, maka Belanda sering meninggalkan tempat pertahanannya di wilayah Bekasi dan menarik diri untuk memperkuat wilayah pertahanannya di wilayah Klender, yang kemudian menjadi perbatasan antara kota Bekasi dengan Jakarta Timur. 

Gedung Juang ini menjadi salah satu tempat bersejarah tentang Bekasi dari pra dan pasca kemerdekaan. Saat kita berkunjung ke sana, kita akan ditemani pemandu wisata yang akan menjelaskan sejarah awal mula didirikannya bangunan tersebut. Pengunjung cukup membayar parkir kendaraan dan biaya jasa pemandu wisata mulai dari kisaran harga Rp5.000 sampai Rp10.000 saja.

Wisata Gedung Juang ini mulai dibuka setiap hari mulai pukul 08.00-19.00 WIB, kecuali hari Sabtu buka hingga pukul 20.00 WIB. Jika berkunjung pada Sabtu malam, pengunjung akan dihidangkan pentas beberapa komunitas seni dan budaya, mulai dari seni tradisional maupun modern. 

Sumber :https://www.kompasiana.com/jonaselroyaditama5917/60e9f3d506310e596d7ba114/mempelajari-sejarah-gedung-juang-tambun-45

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *