haji akbar tahun 2o22

Menurut Ketua Bidang Hukum Perundangan dan Fatwa MUI Kabupaten Bekasi, KH Ahbab Ahfash, wuquf di padang Arofah yang dilaksanakan pada hari Jum’at, maka hajinya tersebut dinamakan haji Akbar.

“Pertama kita tahu bahwa jumat itu sayyidul ayyam, hari yang paling baik dalam pandangan agama Islam, kita agar mengisinya dengan memperbanyak ibadah, dan menjauhi hal yang dilarang agama tentunya,” terangnya.

Selanjutnya, kata KH Ahbab, Wuquf merupakan puncak dari pelaksanaan ibadah haji. “Jadi, al-Hajju ‘Arofah. Haji itu puncaknya wuquf di padang arafah,” lanjutnya.

Potensi haji akbar ini menurut KH Ahbab Ahfash berpotensi terjadi apabila tidak ada perbedaan selisih waktu dengan Arab Saudi.

“Kalau nanti kebijakan pemerintah di sana itu tidak merubah. Kemungkinan saja terjadi perbedaan tanggal Hijriyah di Indonesia dengan di Arab, buktinya pada saat Ramadan, di Mesir itu, tamam 30 hari, di Indonesia itu 29 hari kan,” ujarnya.

Dikatakannya Jika kita merujuk kepada Alquran, maka haji akbar adalah haji terakhir Rasulullah SAW tahun ke-10 hijriyah. (QS. At-Taubah: 3). Memang saat itu hari Arafah jatuh pada hari Jumat. Sehingga tidak terlalu salah menganalogikan saat itu dengan saat ini, apalagi faktor dan unsurnya sama.

“Namun lebih dari itu, substansi haji akbar sebenarnya adalah tidak diperkenankan lagi kaum musyrikin melakukan tawaf di Masjidil Haram setelah tahun ke-9 hijriyah. Kedua, diturunkannya wahyu terakhir Alquran yang berarti telah sempurnanya ajaran Islam,”jelasnya.

Istilah haji akbar dan asghar sendiri berbeda-beda di kalangan ulama tafsir. Ibnu Shihab menukil pendapat Humaid bin Abdurrahman mengatakan bahwa yang disebut haji akbar adalah hari ke-10 Dzulhijjah (yaum An-Nahr) karena pada hari tersebut pelaksanaan ibadah haji telah dilakukan dengan sempurna.

Sementara haji asghar menurut jumhur ulama sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani bisa berarti hari Arafah (9 Dzulhijjah) dan bisa pula berarti umrah.

Memang tidak dapat dimungkiri bahwa hari Arafah dan Nahr (9-10 Dzulhijjah) merupakan hari terbaik sepanjang tahun, semisal malam terbaik di malam Jumat dan Lailatul Qadr. Sedangkan Jumat adalah hari terbaik dalam hitungan satu pekan.

“Jika dua keutamaan hari tersebut bertemu dan menyatu, maka tidak dapat dimungkiri akan melahirkan keutamaan baru yang besar dan dahsyat, di antaranya: bertemunya dua waktu yang mustajab, bertemunya dua hari raya mingguan dan tahunan, bertepatan dengan penghapusan Allah SWT atas dosa-dosa jamaah haji,”imbuhnya.

Juga bertepatan dengan wahyu terakhir Rasulullah SAW, bertepatan dengan waktu haji wada’ Rasulullah SAW, bertepatan dengan akan terjadinya hari kiamat (Jumat), bertepatan dengan hari dikumpulkannya seluruh umat manusia di Mahsyar, dan bertepatan dengan hari pengumpulan Allah SWT bagi ahli surga. (*)

Sumber : https://www.bekasikab.go.id/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *